“Kapan kalian akan mengembalikan uang kami?! ” seru salah seseorang anggota koperasi pada Aini dan Aryo, suaminya yang duduk diam bagai terdakwa.
“Bapak-bapak, ibu-ibu, berikan kami waktu. Kami selalu berupaya kembalikan bebrapa uang itu, namun sudah pasti tak dapat secepatnya, ” ucap Aini sembari menunduk menahan malu.
“Ala… itu selalu jawaban kalian. Dasar penipu, koruptor! Semestinya kami telah dapat terima pinjaman modal lagi. Namun dikarenakan kalian menggunakan duit angsuran kami, semuanya jadi macet, ” gerutu yang lain.
Satu-persatu beberapa orang itu pergi tanpa ada pamit dengan raut muka menahan geram serta umpatan yang menusuk hati.
Tiap-tiap ketetapan aryo, selalu berujung Aini yang menjadi kambing hitam. Aini yang harus hadapi orang-orang yang awalnya berurusan dengan suaminya serta bukan hanya sekali 2 x hal semacam ini terjadi.
“Bagaimana bila saya ke Malaysia, Dik? ” ucap Aryo demikian beberapa penagih pergi.
“Biayanya? ”
“Ya mencari utang? ” jawab Aryo dengan mudah.
“Enak ya kalau omong? Siapa lagi yang ingin percaya sama kita? Hutang kita telah seleher Mas. Kelak, ujung-ujungnya seperti yang bebrapa sudah. Pergi modal hutang, belum balik modal udah kembali, ” gerutu Aini jengkel.
“Ya tidak lha, Dik. ”
“Capek Mas dengar janjimu, lebih baik saya saja yang pergi. Bagaimana? ”
“Kamu ingin kemana? ”
“Jadi TKW ke Taiwan, selain ongkos gratis, dengar-dengar upah disana gede. Bila kita tak selekasnya berupaya, kita semakin sulit, Mas. Anak-anak juga perlu cost, ” jawab Aini tanpa ada fikir panjang.
.
Aryo diam. Langkah untuk memperoleh uang kelihatannya sudah buntu. Beberapa orang tidak mungkin yakin lagi. Surat tanah juga telah digadaikan Aryo untuk modal awal usaha.
Saat ini usahanya bangkrut serta masihlah ditambah hutang uang angsuran anggota koperasi yang dipercayakan pada Aini sebagai pengurus untuk lalu disetorkan ke bank. Yang selanjutnya mereka ditagih, didamprat orang ke sana kemari.
****
Pada akhirnya, Aryo menyepakati niat Aini jadi TKW. Pekerjaan yang tidak pernah Aini pikirkan meskipun.
Jadi pembantu di negara orang dengan semua ketidaksamaannya. Cuma dengan modal kemauan serta nekat.
Bersukur, semua proses di PT berjalan lancar. Burung besi membawa Aini ke Taiwan. Hari-hari dilewati sebagai perawat orang tua. Kekuatan fisik, hati, serta iman betul-betul diuji.
Semuanya hanya untuk hutang yang menginginkan selekasnya Aini lunasi. Tak gampang, lantaran upah Aini juga untuk keperluan anak-anak. Sesaat Aryo, sejak Aini bekerja, senantiasa mencari alasan apabila ditanya kemana pendapatannya habis.
“Mas, bila semuanya keperluan rumah saya yang cukupi, terus uangmu untuk apa? Kamu kan kepala keluarga, Mas? ” bertanya Aini.
“Uangku ya untuk keperluan juga, Dik. Saya kan mesti bayar angsuran motor juga. ”
“Dari awal sudah kubilang, janganlah credit motor bila hutang belum lunas. Apa kamu tak malu dengan orang-orang yang duitnya kamu pakai? Utang belum lunas, sudah sok credit motor, ” gerutu Aini melalui telephone.
Di seberang sana, Aryo mendengar omelan Aini cuma nyengir.
Waktu terus berjalan, 1/2 kontrak kerja Aini lewati. Jangankan untuk menabung, hutang saja belum lunas semuanya. Namun kabar miring tentang suaminya mulai berembus. Kedua anak mereka yang telah duduk di bangku SMP dan SMA juga mengeluhkan sikap bapaknya.
“Bu, saya malu sama tetangga, sama orang kampung. Kebanyakan orang mengatakan ayah punya selingkuhan, ” keluh putra sulungnya.
“Apa kamu tahu sendiri? ”
“Aku belum tahu sih, namun ayah sekarang sering tidak pulang. Tidak tahu nginap di mana. ”
Sumber : postshare.co.id
0 Komentar untuk "ASTAGFIRULLAH... SANG ISTRI BEKERJA JADI TKW KARENA HUTANG,. DI INDONESIA SI SUAMI MALAH NIKAH LAGI.."